Wednesday, December 26, 2007

KANKER SERVIKS : PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI

Jakarta, 26 Desember 2007

KANKER SERVIKS : Pencegahan dan Deteksi Dini
Organ Serviks atau leher rahim merupakan bagian bawah rahim yang menonjol kedalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang di sebut kanker serviks.
Kanker serviks dan Masalahnya
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker paling umum kedua diseluruh dunia yang biasa diderita perempuan di atas umur 15 tahun.
· Di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks.
· Di dunia sekitar 500.000 perempuan di diagnosis menderita kanker serviks dan rata-rata 270.000 kematian setiap tahunnya.
· Perempuan yang aktif secara seksual memiliki risiko terinfeksi kanker serviks atau tahap prakanker serviks tanpa memandang usia atau gaya hidup.
Di Asia Pasifik setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks.
· Kanker serviks merupakan kanker pada perempuan kedua yang terbanyak diderita di Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker serviks meninggal.
· Ini sama dengan 226.000 yang diadiagnosa terkena kanker serviks dan sebanyak 143.000 penyebab kematian.
Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker nomor 1 yang umum diderita perempuan Indonesia. Pada tahun 2001 kasus baru kanker serviks sejumlah 2429 dari total kasus kanker, sehingga merupakan peringkat satu yaitu 25,91% dari keseluruhan kanker.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat mempengaruhi perempuan dengan latar belakang dan umur yang berbeda di seluruh dunia. Dimulai dengan leher rahim, bagian dari uterus (atau rahim) dan kemudian mencapai dinding kelamin wanita dan secara bertahap akan menyebar jika tidak diberikan pengobatan.
Kanker serviks seringkali menjangkiti dan dapat membunuh perempuan di usia yang produktif (usia 30-50 tahun), seringkali pada saat mereka masih memiliki tanggung jawab ekonomi dan sosial terhadap anak-anak dan anggota keluarga lainnya.
HPV - VIRUS HUMAN PAPILOMA PENYEBAB KANKER SERVIKS
Ada 100 tipe HPV yang teridentifikasi dan kebanyakan tidak berbahaya serta tidak menunjukan gejala. Sebanyak 40 tipe HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sasarannya adalah alat kelamin dan di golongkan menjadi dua golongan yaitu tipe HPV penyebab kanker dan HPV beriko rendah.
Terdapat 15 jenis tipe yang menyebabkan kanker yang dapat mengarah kepada kanker serviks; HPV 16 dan 18 menyebabkan lebih dari 70% kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia.
HPV tipe 16, 18, 45, 31, 33, 52 dan 58 merupakan penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks di Asia Pasifik.
Setiap perempuan berisiko terjangkit kanker serviks selama hidup mereka, tanpa memandang usia dan gaya hidup.
· HPV merupakan virus yang umum.
· HPV mudah ditularkan melalui kontak kulit kelamin.
· Alat Pelindung dari karet dapat mengurangi risiko penyebaran HPV tetapi tidak dapat sepenuhnya melindungi perempuan dari infeksi HPV.
· Baik perempuan muda maupun dewasa berisiko terkena kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi atau infeksi berulang yang disebabkan oleh HPV penyebab kanker.
· Di perkirakan 50-80% perempuan mendapatkan infeksi HPV melalui kontak kelamin dalam hidup mereka, dan sampai dengan 50% infeksi tersebut berpotensi menyebabkan kanker. Resiko dimulai dari kontak seksual pertama kali.
· Kebanyakan infeksi HPV dapat hilang dengan sendirinya, akan tetapi kebanyakan menetap. Tidak seperti virus lainnya, jika seorang perempuan terinfeksi virus HPV, bukan berarti perempuan tersebut akan memiliki kekebalan terhadap virus ini. Jika seorang perempuan telah terpapar HPV dia tetap beriko untuk mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda dan tetap berisiko terkena kanker serviks.
Faktor-Faktor Risiko
Ada beberapa factor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks, antara lain adalah:
· Hubungan INTIM pada usia muda atau pernikahan pada usia muda. Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan intim, semakin besar pula risikonya untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan intim pada usia kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar dari pada yang menikah pada usia lebih dari 20 tahun.
· Seringnya berganti-ganti pasangan seksual (gaya hidup bebas). Perilaku seksual berupa gonta-ganti pasangan hidup akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human Papiloma Virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, kelamin pria dan vulva. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali lipat pada perempuan yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor pendamping.
· Merokok, perempuan perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok. Penelitian menunjukan, lender serviks pada perempuan perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-karsinogen infeksi virus.
· Defisiensi Zat Gizi; Ada beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan yang makanannya rendah beta karoten dan retinol (vitamin A).
· Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun.
Gejala Kanker Serviks
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, terkadang bias ditemukan gejala-gejala sebagai berikut:
· Keputihan atau keluar cairan encer dari kelamin wanita.
· Perdarahan setelah melakukan hubungan intim yang kemudian berlanjut menjadi pendarahan yang abnormal.
· Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
· Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
· Timbulnya gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis.
· Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bias juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
· Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, timbulnya gejala-gejala akibat metastatis jauh.
Seperti layaknya kanker, jenis kanker ini juga dapat mengalami penyebaran (metastatis). Penyebabaran kanker serviks ada tiga macam, yaitu:
· Melalui pembuluh limfe (limfogen) menuju ke kelenjar getah bening lainnya.
· Melalui pembuluh darah (hematogen).
· Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, kelamin wanita, kandung kencing dan rectum.
Penyebaran jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe terutama ke paru-paru, kelenjar getah bening mediastinum dan supraklavikuler, tulang dan hati. Penyebaran ke paru-paru menimbulkan gejala batuk, batuk darah dan kadang-kadang nyeri di dada. Kadang disertai pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula terutama di selah kiri.
Kematian pada kasus kanker serviks terjadi karena sebagian besar penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut. Padahal dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hamper 100%. Malahan sebenarnya kanker serviks ini sangat bias dicegah.
Bagaimana Mendeteksi kanker Serviks?
· PAP SMEAR dan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3-5%) dapat mendeteksi awal kanker serviks dimana perubahan sel dapat diidentifikasi di leher rahim.
· Pada umumnya, tidak akan terlihat gejala pada stadium awal dari kanker serviks.
· Resiko berkembangnya kanker serviks pada perempuan yang tidak melakukan screening secara teratur adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan yang melakukannya dengan teratur.
· PAP SMEAR atau IVA yang tidak normal menjadi suatu kecemasan tersendiri bagi perempuan.
· Screening penting dilakukan karena dapat membantu mendeteksi perkembangan kanker serviks, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV.
Pencegahan Dengan vaksinasi HPV
Vaksin yang menargetkan HPV tipe 16 dan 18 ini berpotensi untuk mencegah lebih dari 70% kanker serviks.
· Vaksin akan meningkatkan kemampuan system kekebalan untuk mengendali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum membentuk infeksi.
· Di masa yang akan dating, vaksinasi bersama screening dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks, dibandingkan hanya dengan screening saja. Dan yang utama dapat mengurangi jumlah screening yang tidak normal yang memerlukan tindak lanjut.
Wassalam

Rachmad Yuliadi nasir