Budaya
KUMPULAN CERPEN TENTANG AIDS: Aku Kartini Bernyawa Sembilan
Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir
29-Sep-2007, 13:52:45 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Penerbit Gramedia pustaka Utama bekerjasama dengan UNAIDS dan SPIRITIA dengan bangga menerbitkan kumpulan cerpen Aku Kartini Bernyawa Sembilan.
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya penulis perempuan ODHA yang diseleksi dari seluruh Indonesia. Enam penulis: Cok Sawitri, Oka Rusmini, Djenar Maesa Ayu, Nukila Amal, Ayu Utami dan Dewi Lestari. Kemudian memberikan pelatihan penulisan kreatif di berbagai kota seperti Batam, Manado, Jayapura, Yogyakarta, Bandung dan Denpasar. Hasilnya adalah buku kecil ini yang memuat kisah-kisah besar dari para penulisnya.
Program penulisan untuk perempuan HIV/AIDS ini memang ide menarik untuk membuka mata generasi berikutnya akan bahaya HIV.
Dalam waktu relatif singkat, mereka telah menjelma menjadi penulis-penulis potensial yang karyanya layak disuarakan. Bukan hanya karena tema sentral HIV/AIDS, tetapi juga karena kelenturan mereka berekspresi, ketajaman mereka memilih kata, dan kejelian mereka menyusun plot.
Kerentanan mengajarkan tentang ketakutan, bagaimana kehilangan mengajarkan tentang apa-apa yang dipunya dan belajar menerima dan hidup dengan diri sendiri. daftarnya jauh lebih panjang. Semua hal di atas tersimpan dalam salah satu cerita pendek dalam antologi ini.
Bayangkan, seratus tahun lagi. Barangkali telah ada penemuan obat anti retroviral yang lebih ramah pada pasien, sehingga penyakit ini tak lagi dianggap nista seperti hari-hari ini. Seperti kusta, yang di masa lalu menjadi alasan untuk membuang para penderitanya dari masyarakat, kini nyaris tak terlihat lagi.
Bayangkan seratus tahun lagi. Saat itu seseorang pergi ke perpustakaan membaca buku-buku dari masa kini. Ia menemukan buku ini, catatan dari masa silam dan berkata, ya ampun, dunia ini pernah begitu primitif.
Menurut Humas Gramedia buku ini dicetak sebanyak 3000 buah dan sudah dapat di peroleh di setiap toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Harapan lain dari para penulis adalah semoga pihak UNAIDS meneruskan program ini, agar pada penderita HIV/AIDS yang lain bisa menulis buku untuk edisi yang akan datang.
KUMPULAN CERPEN TENTANG AIDS: Aku Kartini Bernyawa Sembilan
Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir
29-Sep-2007, 13:52:45 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Penerbit Gramedia pustaka Utama bekerjasama dengan UNAIDS dan SPIRITIA dengan bangga menerbitkan kumpulan cerpen Aku Kartini Bernyawa Sembilan.
Buku ini adalah kumpulan cerpen karya penulis perempuan ODHA yang diseleksi dari seluruh Indonesia. Enam penulis: Cok Sawitri, Oka Rusmini, Djenar Maesa Ayu, Nukila Amal, Ayu Utami dan Dewi Lestari. Kemudian memberikan pelatihan penulisan kreatif di berbagai kota seperti Batam, Manado, Jayapura, Yogyakarta, Bandung dan Denpasar. Hasilnya adalah buku kecil ini yang memuat kisah-kisah besar dari para penulisnya.
Program penulisan untuk perempuan HIV/AIDS ini memang ide menarik untuk membuka mata generasi berikutnya akan bahaya HIV.
Dalam waktu relatif singkat, mereka telah menjelma menjadi penulis-penulis potensial yang karyanya layak disuarakan. Bukan hanya karena tema sentral HIV/AIDS, tetapi juga karena kelenturan mereka berekspresi, ketajaman mereka memilih kata, dan kejelian mereka menyusun plot.
Kerentanan mengajarkan tentang ketakutan, bagaimana kehilangan mengajarkan tentang apa-apa yang dipunya dan belajar menerima dan hidup dengan diri sendiri. daftarnya jauh lebih panjang. Semua hal di atas tersimpan dalam salah satu cerita pendek dalam antologi ini.
Bayangkan, seratus tahun lagi. Barangkali telah ada penemuan obat anti retroviral yang lebih ramah pada pasien, sehingga penyakit ini tak lagi dianggap nista seperti hari-hari ini. Seperti kusta, yang di masa lalu menjadi alasan untuk membuang para penderitanya dari masyarakat, kini nyaris tak terlihat lagi.
Bayangkan seratus tahun lagi. Saat itu seseorang pergi ke perpustakaan membaca buku-buku dari masa kini. Ia menemukan buku ini, catatan dari masa silam dan berkata, ya ampun, dunia ini pernah begitu primitif.
Menurut Humas Gramedia buku ini dicetak sebanyak 3000 buah dan sudah dapat di peroleh di setiap toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Harapan lain dari para penulis adalah semoga pihak UNAIDS meneruskan program ini, agar pada penderita HIV/AIDS yang lain bisa menulis buku untuk edisi yang akan datang.