Bantulah Saudara Kita
Musibah demi musibah hampir tidak ada henti sepanjang tahun ini. Setelah gempa di Alor, Nusa Tenggara Timur, dan di Nabire, Papua, kini bencana alam menimpa saudara-saudara kita di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Provinsi Sumatra Utara.
Gempa yang dilaporkan berkekuatan 6,5 Skala Richter (SR) terjadi di saat warga NAD memulai kesibukan pagi hari, Ahad (26/12) pukul 07.59. Di daerah pesisir Aceh, gempa diikuti gelombang pasang setinggi dua sampai tiga meter. Gelombang pasang ini menghanyutkan ratusan rumah dan menimbulkan korban jiwa. Belum diketahui angka pasti korban tewas, namun laporan sementara menyebutkan lebih dari seratus orang tewas.
Gempa bumi yang berpusat di Lautan Hindia atau sekitar sebelah barat pesisir Kabupaten Aceh Barat itu, juga melanda Pantai Cermin, Deli Serdang, Sumatra Utara. Di desa pantai ini, gelombang pasang menghanyutkan sejumlah rumah dan sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas. Belum diketahui jumlah korban dan kerusakan akibat gempa dan gelombang pasang tersebut.
Getaran gempa dan gelompang pasang juga melanda enam kabupaten di Sumut yang terparah di Pulau Nias. Menurut Gubernur Sumatra Utara, H Tengku Rizal Nurdin, gelombang pasang di pulau ini mengakibatkan sedikitnya 48 orang tewas. Ribuan warga mengungsi di perbukitan, karena tingginya gelombang pasang.
Kita menundukkan kepala dan berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah demi musibah yang terjadi belakang ini. Sebagai manusia, musibah menyadarkan kita pada batas-batas kemampuan yang kita miliki. Kemampuan manusia, yang serba terbatas itu, tidak sedikit pun dapat mendekati kemampuan Allah SWT, apalagi melampaui kemampuan-Nya. Hanya kepada Allah kita berserah diri.
Menyusul gempa dan gelombang pasang (tsunami) itu, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengunjungi korban gempa di Nabire, telah menginstruksikan kepada jajaran menteri terkait mengambil langkah cepat untuk membantu warga Aceh yang tertimpa musibah, menyediakan tempat penampungan darurat, juga menyediakan selimut dan bahan makanan.
Gerakan cepat pemerintah itu sangat diperlukan. Dalam kondisi seperti sekarang ini, korban tidak dapat berbuat apa-apa. Ketersediaan makanan, tempat berteduh, air bersih, selimut, dan obat-obatan merupakan suatu yang sangat mendesak.
Tentu tidaklah patut, kebutuhan utama dan mendesak untuk para korban tersebut kita anggap hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Sebagai warga masyarakat, kepedulian dan solidaritas kita akan sangat membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah tersebut. Mereka membutuhkan uluran tangan kita semua, sekecil apa pun yang dapat kita berikan.
Dengan kemampuan yang kita miliki meski sekadar sepotong pakaian, sepotong selimut, seliter beras, dan obat-obatan sangat bermanfaat bagi korban bencana gempa dan gelombang pasang itu. Di sinilah kesetiakawanan sosial kita digugah. Di sinilah rasa kemanusiaan kita terketuk, rasa persaudaraan kita diuji. Mari bersama kita meringankan penderitaan saudara-saudara kita tersebut, semampu yang dapat kita berikan. Bantuan sekecil apapun sangat dibutuhkan mereka. Dan, kepada Allah kita berserah diri.