Saturday, November 17, 2007

Saatnya Menunjukkan Solidaritas Sosial

Jakarta 27 Desember 2004

Saatnya Menunjukkan Solidaritas Sosial


Inilah saat tepat untuk menunjukkan rasa soalidaritas bangsa terhadap rakyat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, menyerukan seluruh warga Indonesia untuk segera mengulurkan bantuannya, apa pun bentuknya. Dari pemberian itu, Hidayat berharap bisa ikut mendorong lahirnya empati lebih besar dari masyarakat Indonesia, lembaga-lembaga negara, dan para pejabat. Bantuan itu, paparnya, juga sebagai bentuk untuk menunjukkan rasa solidaritas (sosial) terhadap warga Aceh.

Rasa solidaritas bangsa itu coba ditunjukkan Hidayat dengan merelakan pemotongan sebagian gajinya sebagai ketua MPR. Langkah serupa dilakukan tiga wakil ketua MPR. Pimpinan MPR juga meminta para anggotanya untuk menyumbangkan harta benda pribadi. Hidayat enggan menyebut besaran persentase gaji yang akan dipotong itu. ''Mengelola negara adalah amanah. Mungkin, ada sebagian dari kita yang sampai 50 persen. Ada yang kurang dari itu atau bahkan lebih dari itu,'' tandas mantan ketua umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu di Jakarta, kemarin.

Sejumlah kalangan juga menyerukan umat agar mengulurkan bantuannya demi rakyat Aceh. Selain menyatakan belasungkawa dan kesedihan sedalam-dalamnya, mereka juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk melakukan koreksi diri. Demikian disampaikan PBNU, Muhammadiyah, MUI, Dompet Dhuafa Republika, Aceh Working Group, Komisi Nasional Perlindungan Anak, PMI, FPPP DPR, dan DPP BM PAN. Juga, MER-C, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

''Kami menyatakan duka cita serta simpati yang mendalam. Semoga para korban gempa yang meninggal diampuni dosanya dan ditempatkan sebagai orang yang syahid. Kepada korban yang masih hidup kami doakan diberi ketabahan dan kesabaran,'' kata Ketua PBNU, Masdar Mas'udi. Ia menegaskan kepada para penanggung jawab penanggulangan bencana agar menunaikan kewajibannya dengan penuh dedikasi. Mereka hendaknya pula menyadari bahwa penyelewengan bantuan atas korban bencana adalah kejahatan luar biasa, baik kepada Allah SWT maupun bagi sesama.

Wakil Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyatakan keprihatinannya atas terus beruntunnya musibah yang terjadi, mulai dari Nabire, Alor, dan kini di NAD dan Sumut. Din berharap agar musibah ini dijadikan sarana semua pihak untuk berintrospeksi diri. ''Marilah kita jadikan musibah ini sebagai sarana muhasabah. Karena, musibah atau bencana itu terkait dengan sunatullah. Oleh karena itu PP Muhammadiyah menyerukan agar umat Islam segera mengulurkan bantuannya,'' papar Din yang juga Sekretaris MUI.

Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, mengatakan sejak Senin (27/12), pihaknya telah mengirimkan tim kesehatannya ke Aceh. Sebelumnya, kata dia, sebanyak 50 anggota tim kesehatan MER-C Banda Aceh dan relawan lainnya telah bergerak di lokasi gempa. Langkah serupa dilakukan Dompet Dhuafa (DD) Republika dan BM PAN. ''Kami ke Aceh pada pukul 23.00 WIB dengan kendaraan darat,'' ungkap Direktur Aksi Cepat Tanggap DD Republika, Ahyudin. Ketua Umum BM PAN, Sahrin Hamid, menyatakan pihaknya akan membentuk Posko Relawan yang akan di terjunkan di tempat kejadian. Mereka, tandasnya, akan memberikan pelayanan dan bantuan seoptimal mungkin.

Mabes TNI juga menurunkan tim ke Aceh, selain mengirimkan bantuan. Data Pusat Penerangan Mabes TNI menyebutkan pada 26-27 Desember 2004, Mabes TNI telah mengirimkan bantuan sebanyak 10.880 ton obat-obatan. Pemerintah Provinsi Sulsel menyerahkan bantuan tiga ton beras untuk korban gempa Aceh. Bantuan itu diangkut pesawat yang ditumpangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Lanud Hasanuddin, Makassar, yang berangkat ke Lhokseumawe.